Jumat, 05 Desember 2014

HIPOGONADISME

Hipogonadisme adalah kondisi pada pria dimana testis tidak dapat memproduksi hormon testosteron yang memadai. Hipogonadisme bisa sialami sejal janin berkembang di perut, sebelum masa puber, atau saat dewasa.
Hipogonadisme dibagi menjadi dua jenis, yaitu hipogonadisme primer dan hipogonadisme sekunder. Pada hipogonadisme primer testis mengalami kelainan, kadar testoteron rendah disertai meningkatnya hormon gonadotropik. Kondisi ini disebut dengan hipogonadotropik-hipogonadisme.
Sementara pada hipogonadisme sekunder, kelenjar hipofisis di otak yang mengalami gangguan. Pada kasus ini kadar hormon testosteron dan hormon gonadotropik berada pada tingkat yang rendah. Kondisi ini disebut hipogonadisme-hipogonadotropik dan mengakibatkan beberapa penyakit kronis, seperti tumor hipofisis, penyakit-penyakit kritis, serta kondisi pascaradiasi.
Selain menurunkan libido dan DE, hipogonadisme juga bisa mengakibatkan infertilitas karena adanya masalah produksi sperma di dalam testis.
Penyebab
1. Hipogonadisme primer terjadi akibat adanya masalah pada testis.
  • Infeksi pada testis
  • Testis yang tidak turun
  • Trauma pada testis akibat dikebiri atau kecelakaan
  • Komplikasi penyakit gondongan
  • Sindrom Klinefelter
  • Pengobatan kanker
  • Radang buah zakar
  • Hemokromatosis
2. Hipogonadisme sekunder terjadi karena adanya gangguan pada kelenjar hipotalamus atau pituitari, yakni bagian otak yang berfungsi mengantarkan sinyal pada testis untuk memproduksi testosteron.
  • Sindrom Kallmann
  • HIV/AIDS
  • Penuaan
  • Obesitas
  • Tumor
  • Penggunaan obat-obatan tertentu
  • Penyakit peradangan seperti sarkoidosis, histiositosis dan TBC
Gejala
1. Hipogonadisme yang terjadi selama perkembangan janin
  • Muncul alat kelamin wanita.
  • Pada pria alat kelaminnya berbentuk kurang sempurna.
  • Alat kelamin tidak jelas antara wanita atau pria.
2. Hipogonadisme yang terjadi saat puber
  • Suara kurang mendalam
  • Massa otot menurun
  • Pertumbuhan rambut terganggu
  • Kaki dan lengan tumbuh berlebihan
  • Munculnya jaringan payudara
  • Pertumbuhan penis dan testikel terganggu
3. Hipogonadisme yang terjadi saat dewasa
  • Mandul
  • Disfungsi ereksi
  • Susah konsentrasi
  • Kelelahan
  • Penurunan gairah seksual
  • Hilangnya massa tulang
  • Rambut tubuh seperti jambang menurun
  • Munculnya jaringan payudara
Pengobatan
Terapi hormon yaitu testosterone replacement therapy (TRT) yang berbentuk suntikan, gel (AndroGel, Testim), koyo (Androderm) dan suplemen testosteron yang diminum secara oral.


Read more: http://doktersehat.com/hipogonadisme/#ixzz3L23oyJju

PERMASALAHAN VAGINAL

Gangguan yang biasanya timbul pada daerah vagina yaitu : infeksi yeast, vaginitis, vaginosis, bakterial, penyakit menular seksual, pengeluaran sekret abnormal dan infeksi vaginal.

Infeksi yeast adalah infeksi jamur yang menyebabkan sekret vagina seperti keju. Infeksi ini sangat umum dan sebagian wanita pernah mengalaminya minimal sekali dalam hidupnya.
Vaginosis karena infeksi bakterial biasanya terjadi pada wanita dalam usia reproduktif, dasar karakteristiknya berupa sekret berbau amis seperti ikan dan mungkin tidak menimbulkan gejala nyata. Tanyakan dokter pada saat pap smear untuk mengetahui untuk mengetahui kemungkinan adanya kondisi ini.

Infeksi vaginal biasanya tidak berbahaya tetapi penyakit menular seksual, misalnya gonorrhea dan chlamydia ternyata berhubungan dengan komplikasi lainnya, sehingga perlu segera diterapi.


Produksi sekret vaginal adalah normal dan terjadi pada semua wanita. Normalnya jernih atau berwarna putih. Sekret yang bertambah jumlahnya, vakositas, warna dan baunya dapat merupakan pertanda adanya gangguan.

Masalah vagina mungkin ditimbulkan oleh beberapa faktor antara lain perubahan hormon, alergi terhadap beberapa jenis substansi dan benda asing pada liang vagina (misal tampon).

Jika tidak diobati, maka masalah vaginal ini dapat mengakibatkan infertilitas, khususnya bila terjadi pada serviks, uterus dan tuba falopii.

Gejala
  • Nyeri saat berkemih dan selama hubungan seks.
  • Area vaginal gatal atau terasa seperti terbakar.
  • Pasien dalam keadaan hamil.
  • Sekret vaginal berwarna putih, kuning atau hijau dan berbau busuk.

Anjuran
  • Jangan menggaruk pada daerah yang gatal di vagina.
  • Gunakan obat yang diresepkan sevara teratur walaupun gejala-gejalanya telah hilang, karena infeksi mungkin masih terjadi.
  • Bicarakan masalah vaginal ini pada pasangan dan menyarankan untuk bersama-sama menjalani pemeriksaan, terutama jika penyebabnya adalah bakteri.
  •  Hindari penggunaan tampon.
  • Menghindari sanggama sampai kondisi sudah pulih total.
  • Jangan menggunakan atau mengleskan sesuatu zat yang bisa menimbulkan alergi, khususnya di daerah genital.
  • Kenakan celana yang longgar dan pakaian dalam dari bahan katun.
  • Ganti pakaian dalam sesering mungkin untuk mencegah kemungkinan terjadinya gangguan.
  • Menjaga kebersihan. Mencuci daerah genital minimal sekali sehari. Hindari penggunaan sabun yang kasar dan wangi. Bersihkan genital dari arah depan ke belakang.
  • Wanita manopause lebih mudah mengalami masalah vagina, konsutasikan pada ginekolog mengenai perlu tidaknya terapi sulih hormon.

Terapi
Preparat vaginal
  • Preparat ini terutama digunakan sebagai antiseptik untuk mencegah atau mengontrol infeksi bakteri pada area vagina.
  • Beberapa dari preparat tersebut juga mengandung zat tambahan anti-jamur untuk mengobati gangguan pada vagina karena jamur.
  • Beberapa preparat ini dapat menyebabkan iritasi. Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan dan segera konsul ke dokter.

PERMASALAHAN SEBELUM MENSTRUASI

Premenstrual Syndrome (PMS) adalah emosional atau fisik yang timbul menjelang menstruasi. Jutaan perempuan di dunia mengalami sindrom ini. Gejalanya sangat beragam, yang paling sering terjadi adalah jerawatan. biasanya gejala hilang setelah menstruasi datang.
Gejala dari PMS ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Gejala fisik, 2. Gejala psikologi.
Gejala :
Gejala Fisik :
  • Perubahan dan nyeri pada payudara
  • Sakit Kepala, pusing
  • Kram pada rahim (sering menimbulkan nyeri pada bagian perut)
  • Keinginan untuk makan makanan tertentu yang terkadang disertai dengan  penambahan berat badan.
  • Tumbuh jerawat
  • Sakit punggung dan otot
Gejala psikologis :
  • Perubahan mood
  • Sulit konsentrasi, mudah lupa
  • Mudah tersinggung
  • Depresi
  • Perubahan libido, dll
Penyebab PMS sangat berkaitan dengan ketidakseimbangan kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh. Untuk menyiasati PMS ini dapat dilakukan dengan mengkonsumsi menu seimbang, banyak sayur dan buah pembangkit/perangsang produksi hormon serta menghindari makanan olahan yang diawetkan. Kurangi konsumsi garam, hindari kafein dan rokok karena bisa membuat berdebar-debar dan cemas. Selain itu, olahraga teratur dan hindari stress. Mengkonsumsi kalsium tambahan, magnesium, vitamin B kompleks terutama B6, vitamin E, omega-6 (asam linoleat gamma/GLA), zat fitokimia seperti isoflavon dan saponin juga bisa menolong sindrom menjengkelkan ini.

PENGOBATAN GASTRITIS

Jika Anda mengalami gejala seperti ; sakit atau sensasi terbakar di perut bagian atas yang bertambah berat dan sering membaik setelah makan, terasa mual, muntah, kehilangan nafsu makan, kembung dan bersendawa, rasa penuh di perut, atau terjadi penurunan berat badan, Anda kemungkinan menderita gastritis (maag).
Gastritis adalah peradangan dari mukosa lambung. Tergantung pada penyebabnya, gastritis dapat akut atau kronis dan dapat menyerupai kondisi yang lebih serius seperti atrofi mukosa lambung.
Dalam anatomi, lambung memiliki lapisan pelindung pada dinding dalam. Fungsi dari lapisan ini adalah agar asam lambung tidak merusak lapisan perut. Kerusakan pada lapisan pelindung menyebabkan cairan lambung yang sangat asam bisa kontak langsung dengan dinding lambung dan menyebabkan peradangan.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan pelindung dari lambung:
  • Konsumsi alkohol yang berlebihan atau kopi;
  • Merokok;
  • Infeksi bakteri Helicobacter pylori;
  • Penggunaan jangka panjang atau berlebihan obat penghilang rasa sakit kelas non-steroid anti- inflamasi (NSAID, non-steroid anti-inflamasi drugs) seperti asam mefenamat, ibuprofen, atau piroksikam;
  • Stres akibat operasi besar, kecelakaan, luka bakar, atau infeksi berat;
  • Dan lain-lain.
Pengobatan gastritis tergantung pada penyebabnya. Gastritis akut akibat alkohol yang berlebihan dan konsumsi kopi, obat-obat NSAID dan kebiasaan merokok dapat sembuh dengan menghentikan konsumsi bahan tersebut. Gastritis kronis akibat infeksi bakteri Helicobacter Pylori dapat diobati dengan terapi menghilangkan bakteri Helicobacter Pylori. Terapi eradikasi terdiri dari pemberian 2 macam antibiotik dan   pemberian obat yang menghambat produksi asam lambung, yaitu PPI ( proton pump inhibitor ).
Untuk mengurangi gejala iritasi dinding lambung oleh asam lambung, pasien gastritis biasanya diobati dengan obat yang menetralkan atau mengurangi asam lambung, misalnya: 
  1. Antasida : Promaag, Mylanta, dll. Antasida menetralisir asam lambung begitu cepat untuk mengobati gejala.
  2. Asam inhibitor (penghambat asam): Jika antasid tidak cukup untuk mengobati gejala, dokter biasanya meresepkan penghambat asam seperti cimetidine, ranitidine, atau famotidin.
  3. Proton pump inhibitor ( pompa proton inhibitor). Seperti namanya, obat ini menghambat pompa asam yang memproduksi sel. Contohnya adalah omeprazole, lansoprazol, dll

Makan dengan porsi kecil dan sering seringkali membantu mengurangi gejala asam lambung. Selain itu, pasien dengan gastritis harus menghindari makan makanan pedas, asam, atau berminyak.
Pengobatan untuk gastritis kronis : klaritromisin ditambah amoksisilin ditambah lansoprazole .
Antibiotik diberikan selama 10 hari, lansoprazole diberikan selama 1 bulan, ditambah sukralfat dan rebamipide.

MASALAH SAAT KEHAMILAN

Masalah Kehamilan - Seluruh stadium kehamilan bukan hanya membawa perubahan fisik bagi seorang calon ibu tapi juga sejumlah masalah kesehatan, berikut ini adalah beberapa masalah yang banyak dijumpai selama masa kehamilan.
Morning Sickness
Morning Sickness sebenarnya dapat terjadi kapan saja, tidak selalu pada pagi hari, biasanya mulai timbul di usia kehamilan empat minggu dan berlangsung sampai minggu ke 12 atau 13. Kondisi ini terutama disebabkan karena peningkatan kadan hormon-hormon selama kehamilan.
Konstipasi
Konstipasi terjadi pada wanita hamil karena kecepatan pergerakan makanan ketika melewati sistem saluran pencernaan lebih lambat. Kondisi ini disebabkan karena adanya peningkatan progesteron, yaitu hormon yang merelaksasi otot-otot intestinal sehingga lebih lambat dalam mendorong makanan.

Heartburn
Heartburn, refluks zat asam dari lambung menyebabkan timbulnya rasa panas terbakar pada dada dan belakang tenggorokan. Kondisi ini sering terjadi pada kehamilan. Ini sering terjadi karena jabang bayi yang ada di dalam menekan ke arah lambung.
Anemia.
Anemia sering terjadi dimasa kehamilan. Anemia terjadi karena konsentrasi hemoglobin dibawah nilai normal berdasarkan umur dan jenis kelamin. Obat antianemia seperti multivitamin dan mineral untuk ibu hamil dapat mengatasi keadaan ini.
Nyeri Punggung
Selama masa kehamilan, berat badan janin di dalam uterus menyebabkan perubahan pusat gravitasi pada tubuh ibu hamil. Hal ini menyebabkan nyeri punggung, dan bila dibiarkan lama kelamaan akan membentuk suatu postur tubuh yang buruk.
Hemoroid
Hemoroid ringan cenderung memburuk salama masa kehamilan. Pembengkakan vena pada hemoroid juga cenderung membentuk bekuan darah sehingga menimbulkan rasa nyeri berat dan pendarahan. Jika hemoroid mengalami perdarahan hebat, ibu hamil akan kehilangan darah dan anemia.
Insomnia
Normalnya, wanita hamil mengalami gangguan tidur pada malam hari. Kondisi ini disebabkan karena tingginya emosi dan kecemasan ibu hamil dalam menanti kelahiran bayinya. Selain itu rasa nyeri yang sering timbul di masa kehamilan juga ikut andil terjadi Insomnia ini.
Gatal
Gatal-gatal sering kali terjadi di akhir masa kehamilan, mengenai bagian tubuh mana yang terdapat garis-garis Stretch Marks pada abdomen.
Edema
Edema tungkai dan pergelanan kaki normal terjadi selama kehamilan, serta tidak memerlukan terapi khusus. Ini biasanya terjadi di usia kandungan trisemester terakhir, ini disebabkan karena jabang bayi sudah mulai menekan kearah ginjal.
Varises
Varises terjadi pada tungkai ibu hamil akibat terlalu lama berdiri.

Gejala Masalah Kehamilan

Gejala yang sering timbul pada masalah kehamilan adalah :
  • Muntah-muntah hebat.
  • Tidak bisa buang air besar selama tiga hari atau lebih.
  • Timbul rasa panas pada dada dan belakang tenggorokan.
  • Sering mengalami nyeri punggung.
  • Hemoroid mengalami perdarahan secara berlebihan.
  • Sering insomnia.
  • Gatal-gatal berat sehingga kulit mengalami luka lecet akibat sering digaruk.
  • Spotting (keluar bercak-bercak darah dari vagina).
  • Nyeri atau gatal pada vagina.
  • Lemah dan pingsan.
Atasi keputihan pada saat hamil
Anjuran :
  1. Hindari makanan yang berlemak dan sarat bumbu, jagalah atar ruangan dalam rumah dan tempat kerja memiliki ventilasi yang baik.
  2. Minum banyak air dan makanan yang berserat tinggi (memudahkan buang air besar), misalnya buah-buahan, sayuran, sereal dan biji-bijian.
  3. Hindari penggunaan laksatif selama masa hamil.
  4. Kenakan sepatu bertumit rendah, sokonglah punggung dengan bantal sewaktu Anda duduk di kursi dan gunakan kasur yang cukup keras untuk mencegah nyeri punggung.
  5. Hindari makanan berat sebelum tidur, pilihlah posisi tidur yang paling nyaman dan luangkan waktu sejenak untuk beristirahat, misalnya tidur siang. Hindari penggunaan obat tidur atau obat penenang selama kehamilan, kecuali atas anjuran dokter.
  6. Naikkan kaki di atas beberapa bantal untuk membantu menghilangkan penimbunan cairan pada tungkai. Bila perlu, gunakan diuretik untuk mengatasi edema berat.
  7. Hindari posisi berdiri dalam waktu lama. Gunakan stoking elastis untuk meredakan gejala dan mencegah varises.
  8. Mengkonsumsi suplemen zat besi dan banyak makan buah dan sayuran agar ibu dan bayi memperoleh nutrisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
Terapi
Antianemia/Vitamin Masa Hamil & Nifas
Produk ini dimaksudkan sebagai suplemen untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ibu hamil. Beberapa diantaranya mengandung vitamin dan mineral esensial yang dibutuhkan untuk ibu hamil, misalnya zat besi, vitamin B kompleks, dll. Juga diberikan untuk mencegah anemia dalam kehamilan.
Enteral/Produk Nutrisi
Mengandung nutrien esensial, mineral dan vitamin yang dibutuhkan oleh ibu hamil untuk menunjang kesehatan diri dan bayi dalam kandungannya. Selain untuk mencukupi kebutuhan gizi pada ibu dan janin, juga mencegah terjadinya masalah yang tidak diinginkan dalam kehamilan.
Suplemen
Vitamin C dan E, Chamomile, Bawang putih, Acidophilus, Echinacea, Minyak pohon teh, Golden Seal.

PENYAKIT JANTUNG PADA KEHAMILAN

Kejadian gagal jantung pada kehamilan, telah dikenal sejak pertengahan abab 19. Tapi istilah kadiomiopati baru mulai dbicarakan sekitar 1930-an. Pada tahun 1971, Demakin dan kawan-kawan menemukan pada 27 wanita yang sedang dalam masa nifas menunjukkan kardiomegali, gambaran kardiomegali abnormal dan gagal jantung kongestif. Kondisi ini kemudian disebut kardiomiopati peripartum.
Kardiomiopati peripartum merupakan suatu kardiomiopati dilatasi dengan etiologi yang tidak diketahui. Kondisi ini didefinisikan sebagai :
  1. Berkembangnya gagal jantung di bulan terakhir masa kehamilan atau dalam 5 bulan setelah kelahiran.
  2. Tidak adanya penyebab gagal jantung.
  3. Tidak adanya gagal jantung sebelum satu bulan terakhir kehamilan.
  4. Terdokumentasi adanya disfungsi sistolik
Kardiomiopati peripartum relative jarang, tetapi dapat mengancam jiwa penderita. Di negara maju seperti Amerika Serikat (AS), diperkirakan kondisi ini terjadi pada 1 dari setiap 2.289 kelahiran hidup. Keadaan ini lebih sering mengenai wanita Afrika Amerika. Angka kejadian pastinya sangat bervariasi. Angka tertinggi ditemukan di Haiti dengan kejadian 1 dari 300 kelahiran hidup atau 10x lebih tinggi dari AS.
Kardiomiopati peripartum lebih sering ditemukan pada wanita multipara. Kondisi ini dilaporkan lebih sering pada wanita yang hamil anak kembar dan pada wanita dengan preeklamsia. Tapi kedua kondisi ini berhubungan  dengan tekanan onkotik serum yang lebih rendah, yang dapat menjadi faktor predisposisi edema paru non kardiogenik pada wanita dengan stressor lain.
Etiologi
Kardiomiopati peripartum merupakan salah satu bentuk penyakit miokardial primer idiopatik, yang berhubungan dengan kehamilan. Beberapa mekanisme etiolog telah diajukan. Tetapi tidak satupun yang dapat menjelaskan dengan pasti bagaimana penyakit ini bisa muncul.
Beberapa kaadaan yang diperkirakan dapat menjadi penyebab, atau mekanisme terjadinya kardiomiopati peripartum, antara lain :
  • Miokarditis: Melvin dan kawan-kawan membuktikan adanya miokarditis dengan melakukan biopsi endomiokardial, pada pasien dengan kardiomiopati peripartum. Dikatakan bahwa hipotesa menurunnya sistim kekebalan selama hamil, dapat meningkatkan replikasi virus dan kemungkinan untuk terjadinya miokarditis meningkat. Infeksi virus yang bersifat kardiotropik.
  • Aportosis dan inflamasi.
  • Respon abnormal hemodinamik pada kehamilan: perubahan heodinamik selama kehamilan dengan meningkatnya volume darah dan curah jantung, serta menurunnya afterload. Sehingga, respon dari ventrikel kiri untuk penyesuaian menyebabkan terjadinya hipertrofi sesaat.
  • Faktor-faktor penyebab lain: efek tokolisis yang lama, kardiomiopati dilatasi idiopatik, abnormalitas dari relaxine, defisiensi selenium dan sebagainya.
  • Laporan kasus dan pengalaman menunjukkan adanya ejeksi fraksi yang rendah, yaitu sekitar 10-15% pada pasien dengan preeklamsia berat. Normalisasi ekokardiogram baru bisa dicapai dalam 3-6 bulan. Preeklamsia termasuk faktor risiko, tetapi pada beberapa kasus kondisi ini justru bisa menjadi penyebab. Edema paru non kardiogenik memiliki banyak penyebab yang juga harus dipertimbangkan.
  • Sebuah penelitian tahun 2005 menemukan, 8 dari 26 pasien yang terinfeksi parvovirus B19, virus herpes manusia 6, virus Epstein-Barr dan sitomegalovirus terdeteksi setelah analisa molekuler spesimen biopsi miokardial.
  • Otoantibodi terhadap protein miokardial telah teridentifikasi pada pasien dengan kardiomiopati peripartum, tetapi tidak pada pasien dengan kardiomiopati idiopatik.
Wanita yang Berisiko
Adanya beberapa faktor yang menyebabkan seorang wanita mengalami kardiomiopati peripartum, di antaranya :
  • Multiparitas.
  • Usia maternal yang sudah lanjut (walau penyakit ini dapat mengenai semua usia, insiden meningkat pada wanita berusia>30 tahun).
  • Kehamilan multiofetal.
  • Preeklamsia
  • Hipertensi gestasional.
  • Ras Afrika-Amerika.
Mortalitas dan Morbiditas
Angka mortalitas dari berbagai penelitian berskala kecil, berkisar 7-50%. Setengah kematian terjadi dalam 3 bulan setelah kelahiran. Penyebab terbanyak adalah gagal jantung progresif, aritmia atau tromboembolisme. Angka kematian yang dihubungkan dengan kejadian embolik, dilaporkan sebanyak 30%.
Dalam keadaan akut, hipoksia pada ibu hamil dapat menyebabkan tekanan pada janin. Sementara thromoembolik bisa mempersulit kardiomiopati peripartum, karena dapat menyebabkan kondisi hiperkoagulabilitas pada kehamilan. Aliran darah yang rendah dapat memicu thrombosis vena, atau terjadi embolisme arterial akibat ventrikel kiri yang terdilatasi berat.
Ketika seorang wanita hamil terdiagnosa menderita kardiomiopati peripartum, berikan antikoagulasi antepartum dengan heparin subkutan. Lanjutkan sampai 6 minggu setelah kelahiran. Untuk beberapa alasan, unfractionated heparin memberikam lebih banyak manfaat, dibanding low molecular weight heparin selama periode antepartum.
Manifestasi Klinis
Pada kehamilan normal, dispnea ringan adalah hal yang wajar. Banyak gejala yang dialami pasien penyakit jantung, juga dialami pasien dengan kehamilan hormal. Dispnea, pusing, orthopnea dan penurunan kapasitas kemampuan fisik, merupakan gejala normal yang terjadi pada wanita hamil.
Pada penderita kardiomiopati peripartum, gejala-gejalanya sama pada pasien dengan disfungsi sistolik yang tidak hamil. Perlu dilakukan evaluasi lebih jauh, pada orang dengan gejala-gejala berikut: batuk, orthopnea, dispnea nokturnal paroksismal, kelelahan, palpitasi, hemoptisis, nyeri dada dan nyeri pada perut.
Pada kehamilan normal, karena ada peningkatan progestin endogen, volume tidal respirasi meningkat dan pasien memiliki kecenderungan mengalami hiperventilasi. Meski demikian, kecepatan repirasi seharusnya masih normal. Kehamilan normal ditandai penurunan gelombang X dan Y yang berlebihan pada vena di leher. Tetapi tekanan vena di leher seharusnya juga masih dalam kondisi normal.
Jika dilakukan auscultation pada jantung, akan terlihat suatu murmur ejeksi sistolik di sudut sterna kiri bagian bawah, di atas daerah paru pada 96% wanita. Murmur aliran arterial paru ini cenderung lebih tenang, saat inspirasi. Murmur diastolik butuh evaluasi lebih jauh S1 mungkin berlebihan dan pemisahan S2 mungkin lebih menonjol karena peningkatan aliran darah di sisi sebelah kanan. Sedangkan S3 merupakan temuan normal pada kehamilan.
Edema peripheral terjadi pada sepertiga wanita hamil sehat. Meski begitu, waspadai perubahan secara tiba-tiba berupa pembengkakan di akhir masa kehamilan, yang memungkin tidak normal dan harus diselidiki lebih jauh.
Pada wanita dengan kardiomiopati peripartum. tanda-tanda gagal jantung sama dengan pasien yang mengalami disfungsi sistolik yang tidak hamil. Mereka umumnya mengalami takikardi dan pernurunan oksimetri denyut. Tekanan darah normal. 
Temuan fisik kardiomiopati peripartum, meliputi peningkatan tekanan vena leher, kardiomegali, suara jantung ketiga, komponen pulmonik suara jantung kedua yang keras, regurgitasi mitral dan atau tricuspid, pulmonary arles, pemburukan edema peripheral, aritmia, fonemena embolik dan hepatomegali.
Pemeriksaan Laboratorium
Preeklamsia seharusnya bisa disingkirkan, berdasar riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah. Pada riwayat kesehatan, penderita mengalami sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri abdominal sisi bagian kanan dan pembengkakan tangan atau wajah.
Pada pemeriksaan fisik, bisa ditemukan vasospasma retina, terdengar S4 saat dilakukan auscultation pada jantung, hiperrefleksia/klonus, kekakuan pada quadran bagian atas kanan dan terdapat edema di wajah atau tangan.
Pemeriksaan laboratorium akan ditemukan abnormalitas pada kadar serum kreatinin, yang meningkat lebih dari 0,8 mg/dL, kadar hemoglogin lebih dari 13 g/dL (karena ada kebocoran kapiler dan hemokonsentrasi) peningkatan kadar enzim lever, trombositopenia, hasil urin dipstick test mengindikasikan lebih dari "1+" protein, penurunan kliren kreatinin urin 24 jam (normal 150% di atas kadar wanita tidak hamil atau mendekati 150 mL/min), dan proteinuria lebih dari 300 mg.
Pemeriksaan urin: Trace atau proteinuria 1+ bisa normal. Proteinuria 2+ atau lebih tinggi menunjukkan preeklamsia. Kesampingkan infeksi. Kultur urin bisa membantu mengesampingkan infeksi. Ukur oksimetri denyut.uji serologis, bisa mengesampingkan penyebab lain kardiomiopati, termasuk infeksi (misalnya viorus, rickettsial, HIV, syphilis, Chagas disease, diphtheria toxin). Kesampingkan etologi toksin, seperti alkohol dan kokain.
Pemeriksaan Penunjang Elektrokardiografi (EKG)
Perubahan normal pada pembacaan EKG yang muncul selama kehamilan, mencakup sinus takikardi, pergesaran axis QRS ke kiri atau ke kanan dan denyut prematur atrium dan ventrikel. Denyut prematur atrium dan ventrikel, sinus aritmia, sinus arrest dengan irama nodal escape, wandering atrial pace maker dan paroksismal supraventrikular takikardi, umumnya tidak terjadi selama proses melahirkan.
ST segment elevasi, depresi, atau perubahan amplitudo gelombang P.QRS, atau T harus diinterpretasikan secara hati-hati. Beberapa ahli melaporkan, hal ini tidak menjadi masalah. Dengan tidak adanya gejala, banyak perubahan EKG yang tidak spesifik ini tidak membutuhkan evaluasi lebih lanjut. EKG lebih berguna untuk mendiagnosa aritmia dari pada untuk menggambarkan kelainan struktural.
Ekokardiografi
Ekokardiografi (m-mode, two-dimensional, Doppler) merupakan tes diagnostik non invasif yang terpilih pada kehamilan dan tidak menimbulkan bahaya terhadap janin. Prosedur ini menyediakan informasi mengenai cadangan kardiovaskular, termasuk diagnosa definitif dari berbagai kelainan struktural. Trasesophageal echocardiography aman dan berguna untuk menyelidiki kelainan jantung kongenital yang kompleks dan endokarditis infektif, terutama pada pasien dengan katup prostetik. Atau pasien yang sebelumnya menjalani operasi.
Perubahan ekokardiografi normal selama kehamilan, mencakup peningkatan ukuran jantung dan massa ventrikel diri. Sebuah efusi perikardial yang kecil, dapat tercatat. Penyelidikan lain menunjukkan regurgitasi ringan pada katup, yang tidak memiliki makna klinis. Bagaimana pun,  kelainan apa pun pada ekokardiogram membutuhkan evaluasi klinis. Gambaran ekokardiografi yang menunjukkan disfungsi sistolik ventrikel kiri dengan fraction shortening yang menurun atau nilai freksi ejeksi, yang juga menurun.
Radiografi Dada
Paparan terhadap sinar X, terutama selama trimester pertama, dapat berbahaya terhadap janin, maka harus dihindari selama kehamilan. Radiografi dada normal dengan memberi penutup pada abdomen, memberi dosis sekitar 0,1 rad terhadap ibu dan hanya sekitar 0,008 rad terhadap janin. Ini berarti janin dapat terpapar terhadap 625 kali radiografi dada sebelum melebihi batas 5 rads untuk durasi pada kehamilan.
Perubahan yang terlihat pada radiografi dada pada kehamilan normal, dapat menggambarkan adanya penyakit jantung. Hal ini mencakup peningkatan ringan ukuran jantung, pergeseran jantung secara horizontal yang meningkat seiring gestasi, batas jantung kiri dan suplai pembuluh darah pulmonal yang penuh, seiring pembesaran palsu (pseudoenlargement) di atrium kiri yang berkaitan dengan lordosis tulang belakang.
MRI
Prosedur ini hanya memberi sedikit peranan, walau terdapat peningkatan minat dan penelitian dalam hal ini. MRI (Magneting Resonance Imaging) merupakan model yang menarik untuk penyelidikan selama tidak melibatkan iradiasi. Bagaimana pun, berbaring secara datar merupakan masalah yang serius pada kehamilan dengan penyakit jantung.
Radioisotope Scanning
Radioisotope scan, seperti thallium scan atau positron emission tomography dapat menghasilkan radiasi, sehingga berpotensi mendatangkan resiko pada kehamilan. Informasi yang sama dapat diperoleh menggunakan modalitas lain, seperti stress echocardiography, yang tidak menggunakan radiasi. Uji latih dapat dilakukan secara aman pada kehamilan, untuk menduga penyakit jantung iskemik atau kapasitas fungsional..
Pemeriksaan Invasif
Kateterisasi jantung menghasilkan paparan sekitar 0,005 rad terhadap janin yang telah dilindungi penutup. Jika kateterisasi jantung diperlukan, akses dari arteri radialis atau arteri brakialis sebaiknya digunakan, daripada menggunakan akses dari arteri femoral. Ini akan menghasilkan paparan radiasi yang lebih sedikit terhadap janin. Akses dari arteri radialis sekarang lebih popular, daripada pendekatan dari arteri brakhialis. Dan, dengan kateter yang lebih kecil dan bentuk balon dan stent yang lebih baik,  percutaneous transluminal coronary angioplasty (PTCA) dapat dibawa keluar secara aman melalui rute arteri radialis, jika diperlukan.

KEPUTIHAN PADA WANITA

Salah satu penyakit yang perlu dikenal oleh kaum wanita adalah Keputihan wanita. Perkenalan ini tentu bukan untuk disayangi dan dipelihara tetapi untuk diobati, walaupun tidak semua Keputihan Vagina memerlukan pengobatan. Maka dari itu, pertama-tama harus dibedakan dahulu, mana keputihan yang normal terjadi pada setiap wanita dan mana yang tidak. Keputihan Vagina atau dalam bahasa kedokteran disebut leukore atau flour albus, adalah cairan yang keluar dari vagina / liang kemaluan secara berlebihan. Dalam keadaan normal, cairan ini tidak sampai keluar, namun belum tentu cairan yang keluar tersebut merupakan suatu penyakit.


Pada kesempatan kali ini, penulis mencoba memberikan pemaparan tentang Keputihan pada Vagina berdasarkan atas gejala keputihan yang timbul. Gejala tersebut bisa diamati dari sifat sifat cairan yang keluar saat keputihan berlangsung. Sumber cairan sendiri bisa berasal dari vagina, cairan leher rahim, cairan uterus, dan cairan yang berasal dari tuba falopii.

  • Bila cairan yang keluar jernih, berlendir banyak namun tidak berbau maka hal ini merupakan sesuatu yang normal terjadi saat seorang wanita menjelang menstruasi, kelebihan hormon estrogen dan stress. Keputihan seperti ini juga sering dijumpai pada wanita hamil.
  • Jika cairan yang keluar seperti susu kental, lengket, sangat banyak dengan bau yang tidak begitu mencolok maka kemungkinan telah terjadi radang pada serviks/leher rahim (servisitis) dan vagina (vaginitis).
  • Cairan yang keluar berwarna coklat, encer seperti air, sangat banyak dan lembab, maka kemungkinan wanita tersebut menderita vaginitis, servisitis, gangguan pembuluh darah pada serviks, endometriosis dan saat pengobatan kanker dengan radiasi. Warna coklat timbul akibat perdarahan yang terjadi akibat kelainan tersebut.
  • Bila cairan berwarna abu abu dengan garis darah, encer seperti air, sangat banyak dan berbau busuk yang keluar dari vagina, maka kemungkinan wanita tersebut menderita ulkus vagina, vaginitis. Kemungkinan lain yang sangat perlu diwaspadai adalah kanker baik ganas maupun jinak.
  • Jika cairan yang keluar berwarna merah muda, cair, sangat banyak tetapi tidak berbau maka kemungkinan telah terjadi infeksi bakteri non spesifik. Gejala ini juga timbul saat seorang wanita kelebihan hormon estrogen.
  • Bila cairan yang keluar putih, encer berbintik bintik banyak, berbau apek disertai dengan nyeri saat buang air kecil serta gatal di sekitar kemaluan maka kemungkinan wanita tersebut menderita infeksi yang disebabkan oleh jamur. Candida albicans adalah jamur yang paling sering hinggap di kemaluan seorang wanita.
  • Bila cairan yang keluar kuning kehijauan, berbusa, merah, sangat banyak, gatal, berbau busuk dan ditemukan nyeri tekan pada sekitar kemaluan serta kemerahan pada vagina, maka kemungkinan telah terjadi infeksi yang disebabkan oleh kuman protozoa Trichomonas vaginalis.
  • Terakhir, bila cairan yang keluar berwarna kuning, kental, sangat banyak, terasa panas dan gatal pada kemaluan, nyeri tekan pada daerah sekitar kemaluan, nyeri saat buang air kecil, maka kemungkinan infeksi yang disebabkan oleh Nisseria gonorrhoe atau lebih beken disebut GO.
Nah, Cara mengatasi keputihan wanita bila kelak menemukan gejala keputihan seperti diatas, segeralah berkonsultasi ke dokter kesayangan anda

PENANGANAN PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

Di Indonesia preeklamsia - eklamsia masih merupakan penyebab utama kematian maternal dan kematian perinatal yang tinggi. Karena itu, diagnosisi dini preeklamsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklamsia, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan anak.
Preeklampsia - Eklampsia adalah penyakit pada wanita hamil, yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Preeklamsia adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema, akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu. Eklamsia adalah timbulnya kejang pada penderita preeklamsia, yang disusul dengan koma. Kejang di sini bukan akibat kelainan neurologis.
Preeklamsia dan Eklamsia
Penanganan Umum
Segera rawat penderita dan lakukan pemeriksaan klinis terhadap keadaan umum, sambil mencari tahu riwayat kesehatan sekarang dan terdahulu pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak bernafas, bebaskan jalan nafas, berikan O2 dengan sungkup dan lakukan intubasi jika perlu. Jika pasien kehilangan kesadaran/koma, bebaskan jalan nafas, baringkan pada satu sisi, ukur suhu dan periksa apakah ada kaku kuduk.
Jika pasien kejang (eklamsia)
Baringkan pada satu sisi, tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi sekret, muntahan atau darah, bebaskan jalan nafas. Pasang spatel lidah, untuk menghindari tergigitnya lidah. Fiksasi untuk menghindari pasien jatuh dari tempat tidur.
Peeklampsia berat dan Eklampsia
Penanganan preeklampsia berat dan eklamsia sama, kecuali persalinan harus berlangsung dalam 6 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsia.
Penanganan kejang :
  • Beri obat kejang (antikonvulsan).
  • Perlangkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, pengisap lender, masker oksigen dan oksigen).
  • Lindungi pasien dari kemungkinan trauma.
  • Aspirasi mulut dan tenggorokan.
  • Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi tradelenburg untuk mengurangi risiko aspirasi.
  • Berikan O2 4-6 liter/menit.
Penanganan umum
Jika tekanan diastolik>110mmHg, berikan obat anti hipertensi sampai tekanan diastolik antara 90-100mm/Hg. Pasang infus ringer laktat dengan jarum besar nomor 16 atau lebih. Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload. Kateterisasi urin untuk mengukur volum dan pemeriksaan proteinuria. Infus cairan dipertahankan 1,5-2 liter/24 jam.
Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin. Observasi tanda vital, reflex dan denyut jantung janin setiap 1 jam. Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Adanya krepitasi merupakan tanda-tanda edema paru. Jika ada edema paru, hentikan pemberian cairan dan berikan diuretic (misalnya furosemid 40 mg IV). Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan. Jika pembekuan tidak terjadi setelah 7 menit, kemungkinan terjadi koagulopati.
Persalinan
Pada preeklamsia berat, persalinan harus terjadi dalam 24 jam. Sedangkan pada eklamsia, persalinan harus terjadi dalam 6 jam sejak eklamsia timbul. Jika terjadi gawat janin atau persalinan tidak dapat terjadi dalam 12 jam (pada eklamsia), lakukan operasi Caesar. Jika bedah akan dilakukan, beberapa hal harus diperhatikan :
  • Tidak terdapat koagulopati. Koagulopati berkontraindikasi dengan anestesi spinal.
  • Anestesi yang aman/terpilih adalah anestesi umum untuk eklamsia dan spinal untuk PEB. Dilakukan anestesi lokal bila risiko anestesi terlalu tinggi.
  • Jika serviks telah mengalami pematangan, lakukan induksi dengan oksitosin 2-5 IU dalam dextrose 10 tetes/menit atau dengan cara pemberian prostaglandin/misoprostol.
Perawatan Post Partum
Antikonvulsan diteruskan sampai 24 jam post partum atau kejang yang terakhir. Teruskan terapi hipertensi, jika tekanan diastolik masih > 90 mmHg. Lakukan pemantauan jumlah urin.
Pada kasus preeklampsia berat, di masa setelah kelahiran dapat terjadi eklampsia. Dilaporkan lebih dari 44% eklamsia dapat terjadi, terutama pada wanita yang melahirkan pada usia kehamilan aterm. Wanita yang timbul hipertensi atau gejala preeklamsia setelah kehamilan (sakit kepala, gangguan penglihatan, mual dan muntah, nyeri epigastrum), sebaiknya dirujuk ke spesialis.
Wanita dengan kelahiran yang disertai preeklampsia berat (atau eklampsia), sebaiknya dilakukan pemantauan dengan optimal pasca melahirkan. Dilaporkan dapat terjadi eklampsia setelah minggu ke-4.
Terapi anti-hipertensi sebaiknya tetap dilanjutkan pasca kehamilan. Walau pada awalnya tekanan darah turun, biasanya akan kembali naik kurang lebih 24 jam setelah kehamilan. Pengurangan terapi anti-hipertensi, sebaiknya dilakukan secara berjenjang.
Kortikosteroid digunakan pada pasien dengan sindrom HELLP. Hasil penelitian terbaru memperkirakan, corticosteroid dapat memicu perbaikan gangguan biokimia dan menatology secara cepat. Tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan kortikosteroid dapat menurunkan morbiditas.
Rujukan
Rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap jika :
  • Terdapat oliguria (<400ml/24 jam).
  • Terdapat sindrom HELLP.
  • Koma berlanjut lebih dari 24 jam setelah kejang.
Antikonvulsan
Magnesium sulfat merupakan obat pilihan untuk mencegah dan mengatasi kejang pada preeklamsia dan eklamsia. Alternative lain adalah diazepam dengan risiko terjadinya depresi neonatal.
Magnesium sulfat untuk preeklamsia dan eklamsia :
1. Dosis awal adalah 4 gram intravena sebagai larutan 40% selama 5 menit.
2. Diikuti dengan MgSO4 (40%) 5g IM dengan iml Lignokain (dalam semprit yang sama)
3. Sebelum pemberian MgSO4 ulangan, lakukan pemeriksaan :
  • Frekuensi pernafasan minimal 16 kali/menit
  • Ada reflek patella
  • Urin minimal 30ml/jam dalam 4 jam terakhir
  • Frekuensi pernafasan < 16 kali/menit
4. Cara pemberian MgSO4 IV/drip ialah :
  • Setelah pemberian dosis awal, diberikan 12 gram dalam 500 ml RL dengan tetes 15/menit (2 gram/jam).
  • Reflex patella tidak ada, bradipnea (16 kali/menit)
  • Urin < 30ml/jam pada hari ke 2
5. Hentikan pemberian MgSO4, jika :
  • Terjadi henti nafas bantu pernafasan dengan ventilator
  • Beri kalsium glukonas 2 gram (20ml dalam larutan 10%) IV. Perlahan-lahan samapai pernafasan mulai lagi.
Diazepam untuk Preeklamsia dan Eklamsia
  • Dosis awal adalah 10mg IV. Diberikan secara perlahan selama 2 menit. Jika kejang berulang, ulangi pemberian sesuai dosis awal.
  • Dosis pemeliharaan adalah 40 mg dalam 500 ml larutan ringer laktat melalui infus. Depresi pernafasan ibu baru mungkin terjadi bila dosis 30 mg/jam. Jangan berikan melebihi 100 mg/jam.
Anti Hipertensi
Pemberian antihipertensi sebaiknya dimulai pada wanita dengan tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg, atau tekanan darah diastolik lebih dari 110 mmHg. Pemberian labetalol secara oral atau intravena, nifedipine secara oral atau intravena hydralazine dapat lakukan untuk menatalaksana hipertensi berat.
Ada konsensus bersama, bila tekanan darah lebih dari 170/110 mmHg, lakukan penanganan terhadap tekanan darah ibu. Obat terpilih yang digunakan adalah labetalol, nifedipine, atau hydralazine. Labetalol memiliki keuntungan dapat diberikan awal lewat mulut, pada kasus hipertensi berat dan jika diperlukan, bisa secara intravena.
Terdapat konsensus, bila tekanan darah dibawah 160/100, tidak dibutuhkan secara mendesak pemberian terapi antihipertensi. Terdapat perkecualian, bila ditemukan indikasi untuk penyakit dengan gejala yang yang lebih berat, yakni potenuria berat atau gangguan hari, atau hasil tes darah. Pada kondisi demikian, peningkatan tekanan darah dapat diantisipasi, dengan terapi antihipertensi pada level tekanan darah yang lebih rendah yang telah disesuaikan.