Senin, 25 Juni 2012

INDUKSI PARTUS


INDUKSI PARTUS

DEFINISI
Induksi partus adalah suatu upaya agar persalinan mulai berlangsung sebelum atau sesudah kehamilan cukup bulan dengan jalan merangsang timbunya his.
Dalam ilmu kebidanan ada kalanya suatu kehamilan terpaksa diakhiri karenaadanya suatu indikasi. Indikasi dapat datangdari sudut kepentingan hidup ibu dan atau janin. Hasil induksi partus bergantung pula pada keadaan serviks. Sebaiknya induksi partus dilakukan pada serviks yang sudah atau mulai matang, di mana serviks sudah lembek, dengan effisements sekurang-kurangnya 50 % dan pembukaan serviks 1 jari.

NILAI PELVIS (PELVIS SCORE)
NILAI PELVIS (SCORE PELVIS)
SCORE
0
1
2
NILAI
  1. Pendataran serviks (cervical effisement)
Tubuler panjang
Panjang 1 cm
Kurang dari 1 cm
-
  1. Pembukaan serviks
tertutup
1 cm
2 cm
-
  1. Konsistensi serviks
keras
Mulai lunak
lunak
-
  1. Arah mulut servik
sakral
aksial
anterior
-
  1. Turunnya bagian terbawah janin terhadap spina ischiadica atau menurut bidang hodge
Di atas – 2 atau hodge II
- 1 cm sampai – 2 cm hodge II+
-  1 cm nol hodge III
-
Jumlah nilai
Sebelum melakukan induksi sebaiknya lakukan terlebih dahulu pemeriksaan dalam guna memberikan kesan tentang keadaan serviks, bagian terbawah janin dan panggul. Hasil pemeriksaan dicatat dan disimpulkan dalam suatu tabel nilai pelvis.
Selanjutnya dapat kita ikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
  1. Apabila score di atas 5, pertama-tama lakukan amniotomi. Bila 4 jam kemudian tidak terjadi kemajuan persalinan, berikan infuse tetes oksitosin.
  2. Apabila score di bawah 5, ketuban dibiarkan intake, berikan infuse tetes oksitosin. Setelah beberapa lama berjalan, nilai pelvis dinilai kembali :
    1. Bila score di atas 5 lakukan amniotomi
    2. Bila score di bawah 5, oksitosin tetes diulangi
    3. Bila setelah 2-3 kali, serviks belum juga matang segera lakukan amniotomi
INDIKASI
-          Penyakit hipertensi dalam kehamilan termasuk preeklampsi dan eklampsi
-          Postmaturitas
-          Ketuban pecah dini
-          Kematian janin dalam kandungan
-          Diabetes mellitus, pada kehamilan 37 minggu
-          Rhesus antagonismus
-          Penyakit ginjal berat
-          Hidramnion yang besar
-          Cacat bawaan seperti anensefalus
-          Keadaan gawat janin atau gangguan pertumbuhan janin
-          Primigravida tua
-          Perdarahan antepartum
-          Indikasi nonmedis : social, ekonomi dan sebagainya.

KONTRAINDIKASI
-          Disproporsi sefalo-pelvik
-          Ibu menderita penyakit jantung berat
-          Hati-hati pada bekas-bekas operasi atau uterus yang cacat seperti pada bekas seksio sesarea, miomektomi yang luas dan ekstensif.

CARA INDUKSI PARTUS
Induksi partus dapat dilakukan dengan berbagai cara :
  1. 1. Cara kimiawi (chemical)
Yaitu dengan cara memberikan obat-obatan yang merangsang timbulnya his.
  • Cara yang sekarang banyak dipakai, yaitu :
  1. Oksitosin drip : kemasan yang dipakai adalah pitosin, sintosinon. Pemberiannya dapat secara suntikan IM, IV dan infuse tetes, serta secara bukal. Yang paling baik dan aman adalah pemberian infuse tetes (drip) karena dapat diatur dan diawasi efek kerjanya.
CARA :
  • Kandung kemih dan rectum terlebih dahulu dikosongkan
  • Ke dalam 500 cc dekstrosa 5 % dimasukkan 5 satuan oksitosin dan diberikan perinfuse dengan kecepatan pertama 10 tetes per menit
  • Kecepatan dapat dinaikkan 5 tetes setiap 15 menit sampai tetes maksimal 4-60 tetes per menit
  • Oksitosin drip akan lebih berhasil bila nilai pelvic di atas 5 dan dilakukan amniotomi
  1. Injeksi larutan hipertonik intra-amnial
  2. Pemberian prostaglandin
  3. 2. Cara mekanis
  • Melepaskan selaput ketuban dengan jari yang dapat masuk ke dalam kanalis servikalis, selaput ketuban yang melekat dilepaskan dari dinding uterus sekitar OUI. Cara ini akan lebih berhasil bila serviks sudah terbuka dan kepala sudah turun. Dianggap bahwa bersamaan dengan turunnya kepala dan lepasnya selaput ketuban maka selaput ini akan lebih menonjol dan karenanya akan menekan pleksus Frankenhauser yang akan merangsang timbulnya his dan terbukanya servik.
  • Memecahkan ketuban (amniotomi)
Hendaknya ketuban baru dipecahkan kalau memenuhi syarat sebagai berikut :
  • Serviks sudah matang, atau score pelvis di atas 5
  • Pembukaan kira-kira 4-5 cm
    • Kepala sudah memasuki PAP. Biasanya setelah 1-2 jam pemecahan ketuban diharapkan his akan timbul dan menjadi lebih kuat. Adapun cara amniotomi sebagai berikut : lakukan dahulu stripping dari selaput ketuban , lalu lakukan pemecahan ketuban dengan menggunakan setengah kocher, kepala janin disorong masuk PAP
  1. 3. Cara kombinasi mekanis dan kimiawi
Adalah memakai cara kombinasi antara cara kimiawi diikuti dengan cara mekanis, misalnya amniotomi dengan pemberian oksitosin drip  atau pemecahan ketuban dengan pemberian prostaglandin peroral dan sebagainya.
Pada umumnya cara kombinasi akan lebih berhasil. Kalau induksi partus gagal sedangkan ketuban sudah pecah tetapi pembukaan serviks tidak memenuhi syarat untuk pertolongan operatif pervaginam, satu-satunya jalan adalah mengakhiri kehamilan dengan seksio sesarea.

KOMPLIKASI
  1. Terhadap ibu
-          Kegagalan induksi
-          Kelelahan ibu dan krisis emosional
-          Inersia uteri dan partus lama
-          Tetania uteri, yang dapat menyebabkan solusio plasenta , rupture uteri, dan laserasi jalan lahir lainnya
-          Infeksi intrauterine
  1. Terhadap janin
-          Trauma pada janin oleh tindakan
-          Prolapus tali pusat
-          Infeksi intrapartal pada janin

Tidak ada komentar :

Posting Komentar