Penyebab Perut Buncit pada Bayi dan Anak
Perut kembung atau buncit biasanya merupakan kondisi tidak nyaman, terlepas dari penyebabnya. Hal ini dapat mengkhawatirkan bagi orang tua jika anak mereka perut buncit muncul tanpa alasan yang jelas, dan anak-anak muda mungkin merasa sulit untuk mengartikulasikan apa yang mereka rasakan. Sementara perut yang buncit itu sendiri tidak menunjukkan kondisi yang serius, orang tua harus mencatat gejala lain yang menyertai perut buncit anak mereka. Ini dapat membantu menentukan apakah atau tidak untuk berkonsultasi dengan dokter. Penyebab paling sering perut bayi dan anak buncit adalah hipersensitif saluran cerna.5 Penyebab Perut Bayi dan Anak Buncit
1. Hipersensitif Saluran Cerna Anak yang mengalami hipersensitif saluran cerna dengan gejala mudah mual, muntah atau sulit buang air besar sering mengalami perut buncit. Tampaknya 1 di antaranya 3 manusia sehat mengalami hipersensitif saluran cerna. Hal ini akan lebih sering lagi pada anak usia di bawah 5 tahun mungkin sekitar 30-40% anak mengalami hipersensitifitas saluran cerna. Karena sebagian besar pada anak terjadi imaturitas atau ketidak matangan saluran cerna. Gangguan hipersensitif saluran cerna sering di anggap normal dan sering diistilahkan berbagai hal oleh para dokter seperti Gastrooesephageal Refluks, Dispepsia, Stomach Discomfort, lambung kecil, katub lambung belum sempurna, kekurangan enzim, penyerapan tidak bagus, alergi susu sapi atau berbagai istilah lainnya. berbagai istilah tersebut kadangkala disebut berbeda oleh beberapa dokter pada pasien yang sama. Gangguan hipersensitif saluran cerna ini sering didiagnosis berlebihan seperti alergi susu sapi, amuba, disentri, penyakit Hisrchprung, usus buntu atau berbagai gangguan lainya Hipersensitif saluran cerna ini biasanya hanya merupakan gangguan fungsional dan selama ini dianggap normal. Tetapi ternyata bila dicermati gangguan ini sering disertai secara bersamaan dengan berbagai gangguan organ tubuh lainnya yang sangat mengganggu. Gangguan tersebut sering disertai gangguan pertumbuhan berat badan, gangguan perilaku dan gangguan perkembangan lainnya.
2. Irritable Bowel Syndrome Irritable Bowel Syndrome adalah gangguan pada saluran pencernaan yang ditandai dengan sakit perut, diare, gas, kembung dan perubahan kebiasaan buang air besar.” Sering terjadi pada wanita atau sekitar 75 persen dari semua kasus, penderita pria dan wanita mungkin tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun sebagai gejala sering salah didiagnosis atau diabaikan dalam kasus ringan sampai sedang. Penyebab umum Irritable Bowel Syndrome termasuk makanan seperti produk gandum, coklat dan susu, kafein dan stres. Setelah didiagnosis, penderita dapat menggunakan over-the-counter obat untuk mengobati dan mencegah gejala.
3. Radang usus buntu Radang usus buntu dapat menyebabkan daerah perut buncit muncul, terutama pada anak-anak muda. Seiring dengan perut kembung, seorang anak yang menderita radang usus buntu juga mungkin mengalami demam, mual dan rasa sakit yang berpusat di sekitar sisi kanan bawah perut. Jika Anda menduga anak Anda memiliki radang usus buntu, penting untuk mencari bantuan medis sesegera mungkin. Jika usus buntu pergi tidak diobati, usus buntu bisa pecah, menyebabkan infeksi berpotensi mengancam nyawa. Apendisitis diobati dengan antibiotik atau operasi pengangkatan usus buntu.
4. Giardia Giardia disebabkan oleh parasit usus dan sering menyebar dari anak ke anak dalam pengaturan penitipan anak. Parasit ini dapat menyebabkan anak Anda untuk memiliki perut, diare kembung, nyeri perut dan mual. Sementara giardia dapat diobati dengan obat-obatan, penting untuk mengajarkan kebersihan anak Anda yang tepat untuk mengurangi peluangnya untuk menjadi terinfeksi. Juga mengamati kebijakan kebersihan tempat penitipan anak Anda untuk memastikan mereka melakukan segala kemungkinan untuk mencegah penyebaran parasit dan infeksi.
5. Penyakit celiac Seseorang dengan penyakit celiac memiliki gangguan sistem pencernaan yang dapat memproses gluten, yang ditemukan dalam banyak makanan. Konsumsi makanan ini, seperti roti atau pasta, dapat menyebabkan penderita menjadi kembung, diare, dan mengembangkan ruam, antara lain. Meskipun tidak ada obat untuk penyakit celiac, dapat dikendalikan dengan mengatur pola makan anak Anda untuk menghindari makanan yang mengandung gluten. Perubahan diet adalah sangat penting, karena penyakit celiac tidak diobati dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat pada anak.
Hipersensitif Saluran Cerna
Penyebab paling sering perut bayi dan anak buncit adalah hipersensitif saluran cerna. Atau anak yang perutnya buncit seringkali disertai ytanda dan gejala hipersesnitif saluran cerna. Hipersensitif dengan gangguan muntah, mual dan suliot buang air besar seringkali disertai perut buncit. Tampaknya 1 di antaranya 3 manusia sehat mengalami hipersensitif saluran cerna. Hal ini akan lebih sering lagi pada anak usia di bawah 5 tahun mungkin sekitar 30-40% anak mengalami hipersensitifitas saluran cerna. Karena sebagian besar pada anak terjadi imaturitas atau ketidak matangan saluran cerna.
Gangguan hipersensitif saluran cerna sering di anggap normal dan sering diistilahkan berbagai hal oleh para dokter seperti Gastrooesephageal Refluks, Dispepsia, Stomach Discomfort, lambung kecil, katub lambung belum sempurna, kekurangan enzim, penyerapan tidak bagus, alergi susu sapi atau berbagai istilah lainnya. berbagai istilah tersebut kadangkala disebut berbeda oleh beberapa dokter pada pasien yang sama.
Gangguan hipersensitif saluran cerna ini sering didiagnosis berlebihan seperti alergi susu sapi, amuba, disentri, penyakit Hisrchprung, usus buntu atau berbagai gangguan lainya Hipersensitif saluran cerna ini biasanya hanya merupakan gangguan fungsional dan selama ini dianggap normal. Tetapi ternyata bila dicermati gangguan ini sering disertai secara bersamaan dengan berbagai gangguan organ tubuh lainnya yang sangat mengganggu. Gangguan tersebut sering disertai gangguan pertumbuhan berat badan, gangguan perilaku dan gangguan perkembangan lainnya.
Tanda dan Gejala Hipersensitif Saluran Cerna Pada Bayi
• Gastrooesepageal Refluks, Sering MUNTAH/gumoh, kembung,“cegukan”,
• Sering Hiccup atau cegukan
• Buang angin keras dan sering
• Sering rewel gelisah atau kolik menagis berkepanjangan dan menangis keras melengkin lebih dari 15 menit. Biasanya terjadi karena perutnya tidak nyaman atau sakit. Keluhan ini timbul terutama mulai sore hari hingga malam hari dan puncaknya saat dini hari atau saat subuh. Nyeri perut atau malam gelisah ini biasanya akan berkurang setelah usia 3 bulan
• BAB lebih 3 kali perhari, feses cair, terdapat seperti biji cabe, sering berak sedikit sedikit tapi sering
• Berak Darah
• BAB tidak tiap hari, Feses warna hijau,hitam dan berbau, disertai ngeden
• Sering “ngeden. Biasanya disertai Hernia Umbilikalis (pusar), Scrotalis, inguinalis atau hidrokel.
• Air liur berlebihan.
• Mulut sensitif: Lidah sering timbul putih kadang sulit dibedakan dengan jamur (candidiasis) atau memang kadang juga disertai infeksi jamur. Lidah atau mulut sering timbul putih, bibir kering dan kadang kehitaman sebagian. Bibir tampak kering atau kadang pada beberapa bayi bibir bagian tengah berwarna lebih gelap atau biru.
• Produksi air liur meningkat, sehingga sering “ngeces (“drooling”) biasanya disertai bayi sering menjulurkan lidah keluar atau menyembur-nyemburkan ludah dari mulut.
Tanda dan Gejala Hipersensitif Saluran Cerna Pada Anak dan Dewasa
• Mudah MUNTAH bila menangis, berlari atau makan banyak. MUAL pagi hari.
• Sulit BAB sering ngeden kesakitan saat BAB (obstipasi). Kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, warna hitam, hijau dan bau tajam. sering buang angin, berak di celana.
• Sering Buang Air Besar (BAB) 3 kali/hari atau lebih
• Sering KEMBUNG, sering buang angin dan bau tajam.
• Sering NYERI PERUT, tidur malam nungging (biasanya karena perut tidak nyaman).
• Nyeri gigi, gigi berwarna kuning kecoklatan, gigi rusak, gusi mudah bengkak/berdarah.
• Bibir kering dan mudah berdarah
• Sering SARIAWAN, lidah putih & berpulau
• Mulut berbau
• Air liur berlebihan.
Gangguan Yang Menyertai
• Kulit sensitif. Sering timbul bintik atau bisul kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah yang tertutup popok. Kerak di daerah rambut.Timbul bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Mata, telinga dan daerah sekitar rambut sering gatal, disertai pembesaran kelenjar di kepala belakang. Kotoran telinga berlebihan kadang keluar cairan telinga sedikit dan sedikit berbau.
• Kuning Timbul kuning tinggi atau kuning bayi baru lahir berkepanjangan seharusnya setelah 2 minggu menghilang sering disebut Breastfeeding Jaundice (kuning karena ASI mengandung hormon pregnandiol). Seringkali jadi pertanyaan mengapa sebagian besar bayi dengan ASI tidak mengalami kuning berkepanjangan. Setelah usia 6 telapak tangan dan kaki kadang berwarna kuning, sampai saat ini seringkali dianggap karena terlalu banyak makan wortel atau kelebihan vitamin A padahal selama ini hipotesa itu hanya sekedar dugaaan dan belum pernah dibuktikan dengan pemeriksaan darah. Kuning berkepanjangan meningkat pada bayi bisa sering terjadi pada bayi dengan gangguan saluran cerna dengan keluhan obstipasi (sering ngeden/mulet) dan konstipasi. Bila dicermati saat gangguan saluran cerna meningkat kuning semkai terlihat jelas dan sebaliknya saat saluran cerna membaik kuning menghilang.
• Napas Berbunyi (Hipersekresi bronkus). Napas grok-grok, kadang disertai batuk sesekali terutama malam dan pagi hari siang hari hilang. Bayi seperti ini beresiko sering batuk atau bila batuk sering lama (>7hari) dan dahak berlebihan )
• Sesak Saat Baru lahir. Sesak segera setelah lahir. Sesak bayi baru lahir hingga saat usia 3 hari, biasanya akan membaik paling lama 7-10 hari. Disertai kelenjar thimus membesar (TRDN Transient respiratory ditress Syndrome) /TTNB). Bila berat seperti pari-paru tidak mengembang (Like RDS). Bayi usia cukup bulan (9 bulan) secara teori tidak mungkin terjadi paru2 yang belum mengembang. Paru tidak mengembang hanya terjadi pada bayi usia kehamilan < 35 minggu) Bayi seperti ini menurut penelitian beresiko asma (sering batuk/bila batuk sering dahak berlebihan )sebelum usia prasekolah. Keluhan ini sering dianggap infeksi paru atau terminum air ketuban.
• Hidung Sensitif. Sering bersin, pilek, kotoran hidung banyak, kepala sering miring ke salah satu sisi (sehingga beresiko kepala “peyang”) karena hidung buntu, atau minum dominan hanya satu sisi bagian payudara. Karena hidung buntu dan bernapas dengan mulut waktu minum ASI sering tersedak
• Mata Sensitif. Neonatal Ophtalmika atau obstruksi duktus lakrimalis : Mata sering berair atau sering timbul kotoran mata (belekan) salah satu sisi atau kedua sisi. Dalam keadaan ini tetes mata atau antibiotika tetes mata tidak banyak berpengaruh karena memang bukan karena infeksi.
• Keringat Berlebihan. Sering berkeringat berlebihan, meski menggunakan AC keringat tetap banyak terutama di dahi
• Berat Badan Berlebihan atau kurang. Karena minum yang berlebihan atau sering minta minum berakibat berat badan lebih dan kegemukan (umur <1tahun). Sebaliknya terjadi berat badan turun setelah usia 4-6 bulan, karena makan dan minum berkurang
• Saluran kencing. Kencing warna merah atau oranye (orange) denagna sedikit bentukan kristal yang menempel di papok atau diapers . Hal ini sering dianggap inmfeksi saluran kencing, saat diperiksa urine seringkali normal bukan disebabkan karena darah.
• Kepala, telapak tangan atau telapak kaki sering teraba sumer/hangat.
• Gangguan Hormonal. Mempengaruhi gangguan hormonal berupa keputihan/keluar darah dari vagina, timbul jerawat warna putih. timbul bintil merah bernanah, pembesaran payudara, rambut rontok, timbul banyak bintil kemerahan dengan cairan putih (eritema toksikum) atau papula warna putih
• PROBLEM MINUM ASI : minum berlebihan, berat berlebihan karena bayi sering menangis dianggap haus. Haus palsu adalah tampilan bayi sering menangis, mulutnya sering seperti mau ngempeng atau mencari puting tampak sucking refleks berlebihan dirangsang pipinya sedikit sudah seperti mencari puting. Hal itu belum tentu karena haus atau bukan karena ASI kurang. Pada bayi alergi yang sering rewel seringkali saluran cernanya sedikit sakit sehingga bila ada perasaan tidak nyaman bayi akan sering seperti ngempeng atau minta digendong. Sering menggigit puting sehingga luka. Minum ASI sering tersedak, karena hidung buntu dan napas dengan mulut. Minum ASI lebih sebentar pada satu sisi,`karena satu sisi hidung buntu, jangka panjang bisa berakibat payudara besar sebelah.
• KESULITAN MAKAN dan BERAT BADAN SULIT NAIK Pada anak dengan gangguan fungsi saluran cerna sering mengalami kesulitan makan dan berat badan sulit naik terutama setelah usia 4- 6 bulan. Hal ini terjadi karena pada saat usia tersebut mulai diberi makanan tambahan baru. Bila terdapat makan yang tidak cocok terjadi reaksi simpang makanan mengakibatkan sensitif saluran cerna. Bila hal ini terjadi maka gangguan sulit makan dan berat badan tidak naik mulait terjadi
• DAYA TAHAN TUBUH MENURUN : mudah terkena infeksi batuk, pilek, berulang dan berkepanjangan . Dalam keadaan seperti ini sebaiknya tidak perlu terburu-buru minum antibiotika karena penyebab paling sering adalah infeksi virus yang akan sembuh sendiri dalam 5 hari. Karena sering sakit berakibat Otitis media atau keluar cairan dari telinga
• OVERDIAGNOSIS TUBERKULOSIS (TB) pada anak dengan sensitif saluran cerna sering mengalami sulit makan, gangguan kenaikkan berat badan dan mudah sakit. Beberapa manifestasi tersebut sering mirip gejala penyakit TB (bahasa awam flrks) seheingga mengalami overdiagnosis dan overtreatment TB. Minum obat jangka panjang TB padahal tidak menderita penyakit tersebut. Hal ini sering terjadi karena gejala TB mirip berbagai penyakit lainnya
• GANGGUAN NEURO ANATOMIS : Mudah kaget bila ada suara yang mengganggu. Gerakan tangan, kaki dan bibir sering gemetar. Kaki sering dijulurkan lurus dan kaku. Breath Holding spell : bila menangis napas berhenti beberapa detik kadang disertai sikter bibir biru dan tangan kaku. Mata sering juling (strabismus). Kejang tanpa disertai ganggguan EEG (EEG normal)
• GERAKAN MOTORIK BERLEBIHAN Usia < 1 bulan sudah bisa miring atau membalikkan badan. Usia < 6 bulan: mata/kepala bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak berlebihan, tidak bisa diselimuti (“dibedong”). Kepala sering digerakkan secara kaku ke belakang, sehingga posisi badan bayi “mlengkung” ke luar. Bila digendomg tidak senang dalam posisi tidur, tetapi lebih suka posisi berdiri.Usia > 6 bulan bila digendong sering minta turun atau sering bergerak/sering menggerakkan kepala dan badan atas ke belakang, memukul dan membentur benturkan kepala. Kadang timbul kepala sering bergoyang atau mengeleng-gelengkan kepala. Sering kebentur kepala atau jatuh dari tempat tidur.
• GANGGUAN TIDUR (biasanya MALAM-PAGI) gelisah,bolak-balik ujung ke ujung; bila tidur posisi “nungging” atau tengkurap; berbicara, tertawa, berteriak dalam tidur; sulit tidur atau mata sering terbuka pada malam hari tetapi siang hari tidur terus; usia lebih 9 bulan malam sering terbangun atau tba-tiba duduk dan tidur lagi. Gangguan itu seka=lama ini dianggap karena haus atau minta minum susu.
• AGRESIF MENINGKAT, pada usia lebih 6 bulan sering memukul muka atau menarik rambut orang yang menggendong. Sering menarik puting susu ibu dengan gusi atau gigi, menggigit, menjilat tangan atau punggung orang yang menggendong. Sering menggigit puting susu ibu bagi bayi yang minum ASI, Setelah usia 4 bulan sering secara berlebihan memasukkan sesuatu ke mulut. Tampak anak sering memasukkan ke dua tangan atau kaki ke dalam mulut. Tampak gampang seperti gemes atau menggeram
• GANGGUAN KONSENTRASI : cepat bosan terhadap sesuatu aktifitas bermain, memainkan mainan, bila diberi cerita bergambar sering tidak bisa lama memperhatikan. Bila minum susu sering terhenti dan teralih perhatiannya dengan sesuatu yang menarik tetapi hanya sebentar
• EMOSI MENINGKAT, sering menangis, berteriak dan bila minta minum susu sering terburu-buru tidak sabaran. Sering berteriak dibandingkan mengiceh terutama saat usia 6 bulan
• GANGGUAN MOTORIK KASAR, GANGGUAN KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI : Pada POLA PERKEMBANGAN NORMAL adalah BOLAK-BALIK, DUDUK, MERANGKAK, BERDIRI DAN BERJALAN sesuai usia. Pada gangguan keterlambatan motorik biasanya bolak balik pada usia lebih 5 bulan, usia 6 – 8 bulan tidak duduk dan merangkak, setelah usia 8 bulan langsung berdiri dan berjalan.
• GANGGUAN ORAL MOTOR: KETERLAMBATAN BICARA: Kemampuan bicara atau ngoceh-ngoceh hilang dari yang sebelumnya bisa. Bila tidak ada gangguan kontak mata, gangguan pendengaran, dan gangguan intelektual biasanya usia lebih 2 tahun membaik. GANGGUAN MENGUNYAH DAN MENELAN: Gangguan makan makanan padat, biasanya bayi pilih-pilih makanan hanya bisa makanan cair dan menolak makanan yang berserat. Pada usia di atas 9 bulan yang seharusnya dicoba makanan tanpa disaring tidak bisa harus di blender terus sampai usia di atas 2 tahun.
• IMPULSIF : banyak tersenyum dan tertawa berlebihan seperti anak besar, lebih dominan berteriak daripada mengoceh.
Penyebab dan Pemicu
• Genetik Hipersensitif saluran cerna biasa terjadi karena secara genetik atau bakat alamiah. Biasanya faktor keturunan sangat berperananan. Faktor fenotipe atau kesamaan wajah misalnya orangtua, anak atau saudara yang mempunyai wajah sama biasanya akan mengalami gangguan hieprsensitif saluran cerna yang sama. Gangguan saluran cerna yang dialami oleh orangtua yang wajahnya sama atau suadara kandung yang wajahnya sama seperti mudah muntah bila menangis, berlari atau makan banyak atau bila naik kendaran bermotor, pesawat atau kapal. Sering mengalami mual terutama pagi hari bila hendak gosok gigi atau sedang disuap makanan.Sering Buang Air Besar (BAB) 3 kali/hari atau lebih, sulit BAB (obstipasi), kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering buang angin, berak di celana. Sering sendawa atau “glegekan”, sering kembung, sering buang angin dan buang angin bau tajam. Sering nyeri perut. Pada penderita dewasa sering megalami gejala penyakit “Maag”, dyspepsia atau Iritable Bowel Syndrome
• Gangguan Fungsional Gangguan fungsi saluran cerna ini biasanya hanyalah gangguan fungsional bukan gangguan organik atau organ saluran cernanya normal dan baik-baik saja. Sehingga bila dilakukan pemeriksaan USG, CT Scan, endoskopi atau pemeriksaan penunjang lainnya pada umumnya normal
• Gangguan Organik Penyebab gangguan saluran cerna lainnya yang jarang adalah gangguan organik seperti stenosis pilorik, sumbatan usus, intususepsi, invaginasi, penyakit Hirshprung, infeksi pencernaan atau gangguan organik lainnya. Biasanya gangguan organik yang terjadi lebih berat seperti berak darah berlebihan dalam 1-3 hari semakin sering, muntah berlebihan lebih 5-7 kali kadang disetai muntah warna hijau, kembung berlebihan hingga perut sangat keras dan besar.
• Alergi dan Hipersensitifitas Makanan Gangguan hipersensitif saluran cerna sering terjadi pada penderita alergi makanan, hipersensitif makanan, penyakit celiak dan gangguan reaksi simpang makanan lainnya. Gangguan hipersensitif saluran cerna tersebut akan hilang timbul sering disebabkan karena pengaruh beberapa makanan yang menggganggu atau reaksi simpang makanan. Alergi makanan harus dicurigai sebagai penyebab gangguan manifestasi alergi selama ini bila terdapat gangguan saluran cerna. Tetapi sayangnya gangguan saluran cerna tersebut sangat ringan dan dianggap biasa sehingga lepas dari pengamatan penderita ataupun bahkan seorang dokter ahli. Bila hal ini terjadi maka seringkali terjadi kesalahan dalam mengidentifikasi penyebab alergi. Sehingga sering overdiagnosis, bahwa penyebab alergi adalah debu dan udara dingin, padahal alergi makanan sangat mungkin berperanan penting.
• Dianggap Bagian Terpisah Penderita sensitif saluran cerna biasanya tidak hanya mengalami satu gejala saja, misalnya disertai gelala alergi lainnya seperti asma, hidung, dermatitis (alergi kulit). Penderita sensitif saluran cerna biasanya terganggu beberapa organ tubuhnya khususnya saluran cernanya secara bersamaan meski dalam bentuk ringan. Tetapi sayang dalam praktek sehari-hari untuk menilai gangguan alergi sebagian dokter seringkali hanya memandang satu keluhan saja dalam penanganan sebuah penyakit. Misalnya dokter kulit hanya melihat gangguan dermatitis padahal saluran cernanya bermasalah juga karena alergi. Sedangkan dokter ahli pernapasan atau paru hanya memandang sesak atau hipersekresi bronkus atau napas berbunyi grok-grok sebagai masalah utama, padahal penderita asma atau sensitif saluran napas juga sering mengalami gangguan saluran cerna seperti Gastrooesephageal Refluks, mual, muntah atau seringatau sebaliknya sulit BAB. Demikian juga ahli THT hanya melihat gangguan cairan telinga bayi yang dipicu alergi, tetapi tidak melihat keluhan sensitif saluran cerna. Sebaliknya dokter ahli saluran cerna hanya melihat keluhan saluran cerna tersendiri padahal keluhan saluran napas, rinitis dan dermatitis (alergi kulit) yang menyertai adalah termasuk kesatuan dalam gangguan penyakit itu.
• Infeksi virus atau infeksi lain Selama ini setiap gangguan alergi atau sensitif saluran cerna pada bayi sering divonis sebagai alergi susu sdapi atau alergi makanan. Padahal seringkali justru infeksi virus memicu atau memperberat gangguan yang sudah ada sebelumnya. Infeksi virus atau infeksi lain yang terjadi di luar saluran cerna tetapi dapat mengganggu saluran cerna. Gejala infeksi virus kadang ringan seperti badan hangat, sakit kepala, badan pegal atau kecapekan, batuk dan pilek. Karena ringannya keluhan selama ini infeksi virus tersebut dianggap sebagai masuk angin, terlalu capek, mau flu tidak jadi atau panas dalam. Justru saat ke dokter penyebab tersering dan lebih berat adalah infeksi virus bukan alergi. Sebaliknya justru alergi timbul lebih ringan dan penderita tidak ke dokter. Sehingga sering asma kambuh lagi saat flu, sinusitis kambuh lagi saat flu, nyeri perut atau gejala maag timbul saat flu atau sesak timbul lagi saat batuk yang keras dan demam. Tetapi sayangnya penderita bahkan dokter sekalipun kadang sulit membedakan antara virus dan alergi. Seringkali gejala alergi disebut infeksi sebaliknya infeksi virus dianggap sebagai alergi.
Kapan Menghubungi Dokter
Penting untuk mempertimbangkan gejala anak Anda menampilkan dalam hubungannya dengan perut kembung ketika memutuskan apakah akan memanggil dokter.
1. Jika anak Anda mengalami demam, sakit perut atau ruam dan muncul kembung, Anda harus berkonsultasi dengan dokter anak Anda.
2. Diare berkepanjangan bisa menyebabkan dehidrasi, sehingga sangat penting untuk memantau asupan cairan anak
3. Bila disertai nyerui perut hebat, muntah sering atau berak darah.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar