Senin, 25 Juni 2012

PENATALAKSANAAN PERSALINAN KALA I


PENATALAKSANAAN PERSALINAN KALA I
Oleh: dr.Irsyad Herminofa al-Hajj
  1. Berikan dukungan dan suasana yang menyenangkan bagi parturien
  2. Berikan informasi mengenai jalannya proses persalinan kepada parturien dan pendampingnya.
  3. Pengamatan kesehatan janin selama persalinan
    • Pada kasus persalinan resiko rendah, pada kala I DJJ diperiksa setiap 30 menit dan pada kala II setiap 15 menit setelah berakhirnya kontraksi uterus ( his ).
    • Pada kasus persalinan resiko tinggi, pada kala I DJJ diperiksa dengan frekuensi yang lbih sering (setiap 15 menit ) dan pada kala II setiap 5 menit.
  4. Pengamatan kontraksi uterus
    • Meskipun dapat ditentukan dengan menggunakan kardiotokografi, namun penilaian kualitas his dapat pula dilakukan secara manual dengan telapak tangan penolong persalinan yang diletakkan diatas abdomen (uterus) parturien.
  5. Tanda vital ibu
    • Suhu tubuh, nadi dan tekanan darah dinilai setiap 4 jam.
    • Bila selaput ketuban sudah pecah dan suhu tubuh sekitar 37.50 C (“borderline”) maka pemeriksaan suhu tubuh dilakukan setiap jam.
    • Bila ketuban pecah lebih dari 18 jam, berikan antibiotika profilaksis.
  6. Pemeriksaan VT berikut
1.      Pada kala I keperluan dalam menilai status servik, stasion dan posisi bagian terendah janin sangat bervariasi.
2.      Umumnya pemeriksaan dalam (VT) untuk menilai kemajuan persalinan dilakukan tiap 4 jam.
3.      Indikasi pemeriksaan dalam diluar waktu yang rutin diatas adalah:
§  Menentukan fase persalinan.
§  Saat ketuban pecah dengan bagian terendah janin masih belum masuk pintu atas panggul.
§  Ibu merasa ingin meneran.
§  Detik jantung janin mendadak menjadi buruk (< 120 atau > 160 dpm).
                        Makanan oral
0.      Sebaiknya pasien tidak mengkonsumsi makanan padat selama persalinan fase aktif dan kala II. Pengosongan lambung saat persalinan aktif berlangsung sangat lambat.
1.      Penyerapan obat peroral berlangsung lambat sehingga terdapat bahaya aspirasi saat parturien muntah.
2.      Pada saat persalinan aktif, pasien masih diperkenankan untuk mengkonsumsi makanan cair.
                        Cairan intravena
o    Keuntungan pemberian cairan intravena selama inpartu:
§  Bilamana pada kala III dibutuhkan pemberian oksitosin profilaksis pada kasus atonia uteri.
§  Pemberian cairan glukosa, natrium dan air dengan jumlah 60–120 ml per jam dapat mencegah terjadinya dehidrasi dan asidosis pada ibu.
                        Posisi ibu selama persalinan
o    Pasien diberikan kebebasan sepenuhnya untuk memilih posisi yang paling nyaman bagi dirinya.
o    Berjalan pada saat inpartu tidak selalu merupakan kontraindikasi.
                        Analgesia
o    Kebutuhan analgesia selama persalinan tergantung atas permintaan pasien.
                        Lengkapi partogram
o    Keadaan umum parturien ( tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan ).
o    Pengamatan frekuensi – durasi – intensitas his.
o    Pemberian cairan intravena.
o    Pemberian obat-obatan.
                        Amniotomi
o    Bila selaput ketuban masih utuh, meskipun pada persalinan yang diperkirakan normal terdapat kecenderungan kuat pada diri dokter yang bekerja di beberapa pusat kesehatan untuk melakukan amniotomi dengan alasan:
§  Persalinan akan berlangsung lebih cepat.
§  Deteksi dini keadaan air ketuban yang bercampur mekonium ( yang merupakan indikasi adanya gawat janin ) berlangsung lebih cepat.
§  Kesempatan untuk melakukan pemasangan elektrode pada kulit kepala janin dan prosedur pengukuran tekanan intrauterin.
o    Namun harus dingat bahwa tindakan amniotomi dini memerlukan observasi yang teramat ketat sehingga tidak layak dilakukan sebagai tindakan rutin.
                        Fungsi kandung kemih
o    Distensi kandung kemih selama persalinan harus dihindari oleh karena dapat:
§  Menghambat penurunan kepala janin
§  Menyebabkan hipotonia dan infeksi kandung kemih
§  Carley dkk (2002) menemukan bahwa 51 dari 11.322 persalinan pervaginam mengalami komplikasi retensio urinae ( 1 : 200 persalinan ).
§  Faktor resiko terjadinya retensio urinae pasca persalinan:
§  Persalinan pervaginam operatif
§  Pemberian analgesia regional

Tidak ada komentar :

Posting Komentar